Monday, May 12, 2014

kebudayaan dan kepribadian

Bab I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kepribadian merupakan salah satu identitas diri dari seseorang, dimana kepribadian tersebut dapat berupa sifat, tingkah laku, cara berfikir maupun cara berbicara. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian salah satu nya adalah faktor kebudayaan. Mengapa demikian ? karena kebudayaan merupakan perilaku manusia yang dipelajari di lingkungannya yang bersifat turun temurun.
Jadi, apabila seseorang berada di lingkungan yang kental akan kebudayaan maka kepribadian orang tersebut akan sesuai dengan kebudayaan nya.  Untuk itu, dalam makalah ini saya akan menjelaskan sedikit mengenai Peran Kebudayaan dalam Membentuk Kepribadian.
Hubungan antara kebudayaan dan kepribadian adalah kebudayaan terbentuk dari sekumpulan orang yang memiliki kepribadian berbeda-beda untuk membuat suatu ciri khas dari tempat tinggalnya yang dapat terus dilakukan dari generasi ke generasi seiring dengan perkembangan jaman.
Sedangkan kepribadian sendiri terbentuk karena adanya interaksi sosial antara satu individu dengan individu yang lain dalam sebuah lingkungan. Lingkungan tersebut sudah tentu memiliki kebudayaan yang di pegang teguh yang sering dilaksanakan pada waktu tertentu, sehingga dengan sendirinya seseorang kepribadian nya akan terbentuk karena ada nya proses interaksi sosial salah satu nya dari kebudayaan.

1.2  Rumusan Masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan ?
2.  Apa yang dimaksud dengan Kepribadian ?
3.  Bagaimana proses terbentuknya Kepribadian ?
4.  Apa peran Kebudayaan dalam membentuk Kepribadian ?

1.3  Tujuan
1. Memahami  pengertian dari Kebudayaan.
2. Memahami  pengertian dari Kepribadian.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Kepribadian.
4. Untuk mengetahui apa saja peran Kebudayaan dalam membentuk Kepribadian.

1.4  Manfaat
Dengan memahami apa pengertian dari Kebudayaan dan Kepribadian maka kita dapat menentukan peranan kebudayaan dalam membentuk kepribadian seseorang. 







Bab II
PEMBAHASAN

A.      KEBUDAYAAN

1.        Definisi Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan  milik diri manusia dengan belajar.[1] Kebudayaan juga dapat diartikan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia berupa kebiasaan, kepercayaan nilai-nilai, hukum dan moral pada suatu kelompok masyarakattertentu yang bersifat nyata dan di laksanakan secara turun-temurun.[2]
Berikut ini definisi kebudayaan menurut para ahli.
  • E.B. Taylor, Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  • KluckhohndanKelly, Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
  • Kroeber, Keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, dan perilaku yang ditimbulkannya.
  • Herskovits Bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
  • Selo Soemardjandan Soeleman Soemardi, Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
  • Koentjaraningrat, Keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

2. Wujud Kebudayaan dan Unsur Kebudayaan

J.J. Hoenigman membedakan ada tiga wujud kebudayaan sebagai berikut.[3]

a. Gagasan

Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan tidak dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di alam pikiran warga masyarakat tersebut. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan bukubuku hasil karya para penulis. Zaman sekarang kebudayaan ideal banyak juga yang tersimpan di dalam arsip, disket, compact disc, microfilm, pita komputer, dan lain-lain.

b. Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya.

c. Artefak

Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat berupa bendabenda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Koentjaraningratdengan mengacu pada pendapat Kluckhohn menggolongkan unsur-unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan dunia sebagai berikut:[4]
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian hidup
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
Tiap-tiap unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan di atas, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak.

3.        Komponen Kebudayaan

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen sebagai berikut:
a.       Kebudayaan Material, Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi, seperti mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan lain-lain. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung.
b.      Kebudayaan Nonmaterial, Kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah denyut nadi kehidupan sosial.

B.       KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia, kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten.[5] Para ahli dan psikologi pada umumnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kepribadian /personality  itu bukan hanya mengenai tingkah laku yang dapat di amati saja, tetapi juga termasuk di dalamnya apakah sebenarnya individu itu. Jadi selain tingkah laku yang tampak, ingin di ketahui pula motifnya, minatnya, sikapnya, dan sebagainya yang mendasari pernyataan tingkah laku tersebut.
Sikap atau yang dalam bahasa inggrisnya di sebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang dihadapi.[6] Menurut Elis yang sangat berperan penting di dalam sikap adalah faktor perasaan tau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon, atau kecendrungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal sikap sangat berperan penting  dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaiyu senang atau tidak senag, melaksanakan atau melanggar, mendekati atau menghindari.
Sedangkakan sifat (traits) dalam istilah psikologi, berarti ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir tetap)pada seseorang,  seperti kata: pemarah, pendusta, pencemburu dan lain-lain itu menunjukan bahwa perbuatan-perbuatan seperti itu sering muncul sehingga menjadi suatu ciri khas dari tingkah laku seseorang, dapat di katakan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut merupakan sifat-sifat dari orang yang bersangkutan.
Temperamen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud dengan konstitusi tubuh adalah keadaan jasmani bagi seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, kelenjar pencernaan, syaraf dan lain-lain.[7] Temperamen lebih merupakan  bersifat bawaan sehingga sukar di ubah atau di pengaruhi.
Dari ketiga aspek kepribadaian tersebut itu kita sejajarkan maka sebagai rangkuman  dapat dikatakan sebagai berikut: sikap adalah hasil dari pengaruh lingkungan, sedangkan temperamen hampir tidak di pengaruhi oleh lingkungan, adapun sifat berada ditengah-tengah merupakan campuran antara sifat pembawaan dan pengaruh lingkungan.
Sedangkan watak menurut I.R. Pedjawijatna mengemukakan; watak atau karakter adalah  seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) jadi memang dibawah  pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh,  lingkungan dan sebagainya.[8]
Dari penjelasan diatas dapat sisimpulkan bahwa  kepribadian adalah watak  atau karakter dari seseorang individu yang terjadi atau terbentuk oleh faktor-faktor tertentu baik dari dalam diri (bawaan) ataupun dari luar (lingkungan).
C.      Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian (Watak Individu)
Kebudayaan merupakan karakter suatu masyarakat dan bukan karakter individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang panjang.

Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan manusia itu ditata, dikendalikan, dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai system nilai dan norma di masyarakatnya.
Sebaliknya, kebudayaan di masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian suatu individu masyarakat, walaupun berbeda-beda distimulasi dan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma dalam sistem budaya dan juga oleh system sosial yang telah diinternalisasinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup sejak masa kecilnya sampai tua.
Kepribadian ada yang selaras dan ada yang tidak selaras dengan lingkungan alam serta sosial. Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika sebagai anak-anak yang berada dalam asuhan orang-orang terdekat di lingkungannya, yaitu ayahnya, ibunya, kakaknya, dan individu lainnya yang berada di sekelilingnya.
Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kegemarankegemaran mereka, dan berbagai benda budaya hasil karya mereka.
















Bab III
Kesimpulan
            Kebudayaan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang. Karena, kepribadian terbentuk karena adanya faktor lingkungan yang berdasar pada kebudayaan. Kebudayaan di setiap daerah berbeda-beda dan bermacam-macam, maka kepribadian yang ada pada masyarakat nya pun berbeda-beda. Contoh kebudayaan yang dapat membentuk kepribadian di suatu daerah sangat kental dengan kebudayaan toleransi, maka secara otomatis masyarakat nya akan membentuk kepribadian yang memiliki sifat toleransi terhadap sesama.
            Akan tetapi seiring perkembangan zaman, kebudayaan semakin hari semakin berkurang karena adanya pengaruh globalisasi. Sehingga kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh kebudayaan dari dalam lingkungan nya sendiri, tetapi dari lingkungan dan budaya luar. Untuk itu, kita harus lebih menghargai,menjaga dan melestarikan kebudayaan agar kepribadian kita masih berpegang teguh pada kebudayaan.


  








[1] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal.144
[3] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Hal.150
[4] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, hal.165
[5] Ibid, hal. 82
[6] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Hal.141
[7] Ibid hal.143
[8] Ibid hal.145

No comments:

Post a Comment

I.                    PENDAHULUAN Dunia Islam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. [1] India adalah negeri yang...