Sunday, October 20, 2013

Intelegensi

BAB I
                                                                                
PENDAHULUAN

LATAR  BELAKANG

            Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah intelegensi merupakan salah satu masalah pokok. Karenanya tidak mengherankan kalau masalah tersebut banyak di kupas orang, baik secara khusus maupun secara sambil lalu dalam pertautan denfan pengupasan yang lain. Tentang peranan intelegensi itu dalam proses pendidikan  ada yang menganggap demikian pentingnya sehingga di pandang menentukan dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam hal belajar; sedang pada sisi lain ada juga yang menganggap bahwa intelegensi tidak lebih mempengaruhi soal tersebut. Tetapi pada umumnya orang berpendapat, bahwa intelegensi merupakan salah satu factor penting yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya  belajar seseorang . terlebih lebih pada saat anak masih sangat muda    , intelegensi sangat besar pengaruhnya.

PEMBATASAN  MASALAH
           
            Karena terlalu banyaknya dan beragamnya permasalahan  dalam intelegensi dan kesemuanya itu perlu pebaikan yang komprehensif , maka untuk memberikan arahan dan penjelasan yang tepat dalam makalah ini maka penulis membatasi pembahasan  dalam:
 “ pengertian, perkembangan , tahapan, dan factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi”

PERUMUSAN MASALAH

            Berdasarkan pembatasan masalah di atas,  maka rumusan masalah yang di ajukan adalah :
a.       Pegertian intelegensi
b.      Perkembangan dan tahapan intelegensi
c.        Factor yang mempengaruhi Intelegensi
           
           













BAB II

KAJIAN TEORI

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Wangmuba, Materi Psikologi, Psikologi Umum, Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.(sumber: iqeq.web.id)
intelegensi menurut “Claparde dan Stern adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Claparde  dan Stern  mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K.Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986). Definisinya  mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. 
                Menurut English & English dalam bukunya " A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms" , istilah intellecct berarti antara lain :
(1) Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ;
(2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang      berkenaan dengan berpikir ( misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan
(3) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan intelligence. Intelligence =intellect).



BAB III
PEMBAHASAN

Pengertian Intelegensi
Perkataan intelegensi berasal dari kata intellegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.  Dengan demikian, orang yang intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak cerdas.
Perkembangan Intelegensi
     Bidang genetika dan prilaku mengombinasikan metode genetika dan psikologi untuk mempelajari karakteristik perilaku tuntutan. Para ahli genetika prilaku tertarik mempelajari derajat karakteristik psikologi kemampuan  mental, temperamen, stabilitas emosional. Yang di transmisikan dari orang tua kepada anaknya. Unit hereditas turunan dibawa oleh kromosom, ditemukan pada setiap sel inti tiap sel tubuh. Saat konsepsi, manusia menerima 23 kromosom dari sperma ayah dan 23 kromosom dari sel telur ibu, dan kemudian kromosom itu membentuk 23 pasang kromosom yang mengalami duplikasi setiap sel membelah diri, tiap kromosom terdiri dari banyak gen, yaitu segmen asam  deoksiribonukleat (DNA) yang merupakan pembawa informasi genetic yang sesungguhnya. Semua DNA dalam tubuh seseorang memiliki komposisi kimiawi yang sama, yang terdiri atas gula sederhana (deoksirebosa) dan fosfat yang disatukan oleh empat basa yang sama yang sangat menentukan karakteristik mahluk hidup, dan susunannya akan menentukan apakanh mahluk itu akan menjadi burung, singa, manusia dan sebagainya.
Perkembangan pralahir dimulai dari periode ovum, kemudian periode embrio dan periode janin. Kemudian  periode setelah lahir, kelahiran menimbulkan kecemasan sebagai pengaruh yang mengganggu sepanjang hidup. Karena kelariran merupakan bahaya yang pertama yang di alami anak. Masa bayi merupakan penyesuaian yang radikal dan sulit, yang di b uktikan dengan adanya penurunan berat badan, ketidak teraturan prilaku bahkan kesakitan atau kematian. Baru kemudian setelah melewati periode tersebut, di mulailah tahap selanjutnya sampai anak itu dewasa.
Tahap perkembangan  intelegensi
1.      Tahap sensorik-motorik
Tahap ini dimulai dari usia 0-2 tahun , bayi mulai menampilkan prilaku reflektif, dengan melibatkan prilaku yang  inteligen, prilaku ini dipengaruhi dengan interaksi social dengan lingkunan. Baru kemudian pada usia 2 tahun anak secara mental dapat mengenali objek dan kegiatan dan dapat menerima solusi masalah sensorik motoric.

2.      Tahap praoperasional
tahap ini dimulai dari usia 2-7 tahun, perilaku intelektual bergerak dari tingkat sensorik-motorik menuju ketingkat konseptual.  Pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari keterampilan representasional termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa, yang menyertai perkembangan konseptual secara cepat dari proses tersebut. Namun pikiran yang dimiliki masih egoisentris, dan belum mampu mengembangkan untuk hal yang lainnya. Baru kemudian  pada usia 7 tahun  mereka baru bisa berpikir pralogis atau semi logis.
3.      Tahap berpikir oprasional konggret
Tahap ini di mulai dari usia 7-11 tahun, berkembang dengan menggunakan berpikir logis, yaitu dapat  memecahkan masalah konsevasi dan masalah yang konkret. Tathap ini merupakan tahap transisi antara tahap praoperasional dengan tahap berpikir formal (logka).

4.      Tahap berpikir operasional formal
Tahap ini terjadi pada usia 11-15 tahun, yaitu struktur kognitif menjadi matang secara kualitas, anak mulai mampu  menerapkan oprasi secara konkret untuk semua masalah yang dihapi. Dan dapat  berpikir logis dari masalah hipotesis yang berkaitan dengan masa yang akan datang.  Tahap operasi formal adalah  tahap berpikir secara keilmuan.
           
            Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, dapat di gunakan tes IQ (Intellence Quotient) yaitu di buat penggolongan sebagai berikut:
1.      Genius > 140
2.      Gifted > 130
3.      Superior >120
4.      Normal  90-110
5.      Debil  60-79
6.      Imbesil 40-55
7.      Idiot < 30
Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Hingga sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis. Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam buku Psikologi Pendidikan oleh H. Jaali pada tahun 2007, faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:   
1.        Faktor Bawaan
        Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh  karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2.    Faktor  Minat  dan Pembawaan yang  Khas
       Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3.    Faktor Pembentukan
     Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi   perkembangan  intelegensi. Di sini dapat dibedakan  antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4.    Faktor Kematangan
    
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
5.     Faktor Kebebasan
        Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping  kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang  lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan  seseorang, tidak dapat hanya  berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.

















BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
            Kesimpulannya  intelegensi adalah berasal dari kata intellegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.  Dengan demikian, orang yang intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak cerdas. Dengan demikian intelegensi sangat berpengaruh  dalam pendidikan terhadap anak.








DAFTAR  PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali  Pers.
Prof. Dr. H. Djaali. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

sumber: iqeq.web.id . 

Intelegensi

BAB I
                                                                                
PENDAHULUAN

LATAR  BELAKANG

            Dalam dunia pendidikan dan pengajaran masalah intelegensi merupakan salah satu masalah pokok. Karenanya tidak mengherankan kalau masalah tersebut banyak di kupas orang, baik secara khusus maupun secara sambil lalu dalam pertautan denfan pengupasan yang lain. Tentang peranan intelegensi itu dalam proses pendidikan  ada yang menganggap demikian pentingnya sehingga di pandang menentukan dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam hal belajar; sedang pada sisi lain ada juga yang menganggap bahwa intelegensi tidak lebih mempengaruhi soal tersebut. Tetapi pada umumnya orang berpendapat, bahwa intelegensi merupakan salah satu factor penting yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya  belajar seseorang . terlebih lebih pada saat anak masih sangat muda    , intelegensi sangat besar pengaruhnya.

PEMBATASAN  MASALAH
           
            Karena terlalu banyaknya dan beragamnya permasalahan  dalam intelegensi dan kesemuanya itu perlu pebaikan yang komprehensif , maka untuk memberikan arahan dan penjelasan yang tepat dalam makalah ini maka penulis membatasi pembahasan  dalam:
 “ pengertian, perkembangan , tahapan, dan factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi”

PERUMUSAN MASALAH

            Berdasarkan pembatasan masalah di atas,  maka rumusan masalah yang di ajukan adalah :
a.       Pegertian intelegensi
b.      Perkembangan dan tahapan intelegensi
c.        Factor yang mempengaruhi Intelegensi
           
           













BAB II

KAJIAN TEORI

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Wangmuba, Materi Psikologi, Psikologi Umum, Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.(sumber: iqeq.web.id)
intelegensi menurut “Claparde dan Stern adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.
Claparde  dan Stern  mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K.Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986). Definisinya  mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. 
                Menurut English & English dalam bukunya " A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms" , istilah intellecct berarti antara lain :
(1) Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ;
(2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang      berkenaan dengan berpikir ( misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan
(3) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan intelligence. Intelligence =intellect).



BAB III
PEMBAHASAN

Pengertian Intelegensi
Perkataan intelegensi berasal dari kata intellegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.  Dengan demikian, orang yang intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak cerdas.
Perkembangan Intelegensi
     Bidang genetika dan prilaku mengombinasikan metode genetika dan psikologi untuk mempelajari karakteristik perilaku tuntutan. Para ahli genetika prilaku tertarik mempelajari derajat karakteristik psikologi kemampuan  mental, temperamen, stabilitas emosional. Yang di transmisikan dari orang tua kepada anaknya. Unit hereditas turunan dibawa oleh kromosom, ditemukan pada setiap sel inti tiap sel tubuh. Saat konsepsi, manusia menerima 23 kromosom dari sperma ayah dan 23 kromosom dari sel telur ibu, dan kemudian kromosom itu membentuk 23 pasang kromosom yang mengalami duplikasi setiap sel membelah diri, tiap kromosom terdiri dari banyak gen, yaitu segmen asam  deoksiribonukleat (DNA) yang merupakan pembawa informasi genetic yang sesungguhnya. Semua DNA dalam tubuh seseorang memiliki komposisi kimiawi yang sama, yang terdiri atas gula sederhana (deoksirebosa) dan fosfat yang disatukan oleh empat basa yang sama yang sangat menentukan karakteristik mahluk hidup, dan susunannya akan menentukan apakanh mahluk itu akan menjadi burung, singa, manusia dan sebagainya.
Perkembangan pralahir dimulai dari periode ovum, kemudian periode embrio dan periode janin. Kemudian  periode setelah lahir, kelahiran menimbulkan kecemasan sebagai pengaruh yang mengganggu sepanjang hidup. Karena kelariran merupakan bahaya yang pertama yang di alami anak. Masa bayi merupakan penyesuaian yang radikal dan sulit, yang di b uktikan dengan adanya penurunan berat badan, ketidak teraturan prilaku bahkan kesakitan atau kematian. Baru kemudian setelah melewati periode tersebut, di mulailah tahap selanjutnya sampai anak itu dewasa.
Tahap perkembangan  intelegensi
1.      Tahap sensorik-motorik
Tahap ini dimulai dari usia 0-2 tahun , bayi mulai menampilkan prilaku reflektif, dengan melibatkan prilaku yang  inteligen, prilaku ini dipengaruhi dengan interaksi social dengan lingkunan. Baru kemudian pada usia 2 tahun anak secara mental dapat mengenali objek dan kegiatan dan dapat menerima solusi masalah sensorik motoric.

2.      Tahap praoperasional
tahap ini dimulai dari usia 2-7 tahun, perilaku intelektual bergerak dari tingkat sensorik-motorik menuju ketingkat konseptual.  Pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari keterampilan representasional termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa, yang menyertai perkembangan konseptual secara cepat dari proses tersebut. Namun pikiran yang dimiliki masih egoisentris, dan belum mampu mengembangkan untuk hal yang lainnya. Baru kemudian  pada usia 7 tahun  mereka baru bisa berpikir pralogis atau semi logis.
3.      Tahap berpikir oprasional konggret
Tahap ini di mulai dari usia 7-11 tahun, berkembang dengan menggunakan berpikir logis, yaitu dapat  memecahkan masalah konsevasi dan masalah yang konkret. Tathap ini merupakan tahap transisi antara tahap praoperasional dengan tahap berpikir formal (logka).

4.      Tahap berpikir operasional formal
Tahap ini terjadi pada usia 11-15 tahun, yaitu struktur kognitif menjadi matang secara kualitas, anak mulai mampu  menerapkan oprasi secara konkret untuk semua masalah yang dihapi. Dan dapat  berpikir logis dari masalah hipotesis yang berkaitan dengan masa yang akan datang.  Tahap operasi formal adalah  tahap berpikir secara keilmuan.
           
            Untuk mengukur tingkat kecerdasan anak, dapat di gunakan tes IQ (Intellence Quotient) yaitu di buat penggolongan sebagai berikut:
1.      Genius > 140
2.      Gifted > 130
3.      Superior >120
4.      Normal  90-110
5.      Debil  60-79
6.      Imbesil 40-55
7.      Idiot < 30
Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Hingga sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas kemampuan saja, terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara berpikir secara metodis. Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam buku Psikologi Pendidikan oleh H. Jaali pada tahun 2007, faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain sebagai berikut:   
1.        Faktor Bawaan
        Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh  karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2.    Faktor  Minat  dan Pembawaan yang  Khas
       Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3.    Faktor Pembentukan
     Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi   perkembangan  intelegensi. Di sini dapat dibedakan  antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4.    Faktor Kematangan
    
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
5.     Faktor Kebebasan
        Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping  kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang  lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan  seseorang, tidak dapat hanya  berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.

















BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
            Kesimpulannya  intelegensi adalah berasal dari kata intellegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau  faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat.  Dengan demikian, orang yang intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak cerdas. Dengan demikian intelegensi sangat berpengaruh  dalam pendidikan terhadap anak.








DAFTAR  PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali  Pers.
Prof. Dr. H. Djaali. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

sumber: iqeq.web.id . 

I.                    PENDAHULUAN Dunia Islam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. [1] India adalah negeri yang...