BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan dan
pengajaran masalah intelegensi merupakan salah satu masalah pokok. Karenanya
tidak mengherankan kalau masalah tersebut banyak di kupas orang, baik secara
khusus maupun secara sambil lalu dalam pertautan denfan pengupasan yang lain.
Tentang peranan intelegensi itu dalam proses pendidikan ada yang menganggap demikian pentingnya
sehingga di pandang menentukan dalam hal berhasil dan tidaknya seseorang dalam
hal belajar; sedang pada sisi lain ada juga yang menganggap bahwa intelegensi
tidak lebih mempengaruhi soal tersebut. Tetapi pada umumnya orang berpendapat,
bahwa intelegensi merupakan salah satu factor penting yang ikut menentukan
berhasil atau tidaknya belajar seseorang
. terlebih lebih pada saat anak masih sangat muda , intelegensi sangat besar pengaruhnya.
PEMBATASAN MASALAH
Karena terlalu banyaknya dan
beragamnya permasalahan dalam
intelegensi dan kesemuanya itu perlu pebaikan yang komprehensif , maka untuk
memberikan arahan dan penjelasan yang tepat dalam makalah ini maka penulis membatasi
pembahasan dalam:
“ pengertian, perkembangan , tahapan, dan
factor-faktor yang mempengaruhi intelegensi”
PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka rumusan masalah yang di
ajukan adalah :
a.
Pegertian intelegensi
b. Perkembangan
dan tahapan intelegensi
c.
Factor yang mempengaruhi Intelegensi
BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut
David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir
secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang
melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak
dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Wangmuba,
Materi Psikologi, Psikologi
Umum, Inteligensi merupakan suatu konsep
mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi
yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu
setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena
suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan
khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes
inteligensi.(sumber: iqeq.web.id)
intelegensi menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi
dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk
mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi
yang kita miliki bisa meningkat.
Claparde
dan Stern
mengatakan bahwa intelegensi adalah
kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K.Buhler mengatakan
bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan
pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986).
Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai
kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi
tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa
intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara
rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif.
Menurut
English & English dalam bukunya " A Comprehensive Dictionary of
Psichological and Psychoalitical Terms" , istilah intellecct berarti antara
lain :
(1)
Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ;
(2) suatu
rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas
yang berkenaan dengan berpikir ( misalnya
menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan
(3)
kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan
intelligence. Intelligence =intellect).
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian Intelegensi
Perkataan
intelegensi berasal dari kata intellegere yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi
dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk
mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi
yang kita miliki bisa meningkat. Dengan demikian, orang yang
intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri
dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak
cerdas.
Perkembangan Intelegensi
Bidang
genetika dan prilaku mengombinasikan metode genetika dan psikologi untuk
mempelajari karakteristik perilaku tuntutan. Para ahli genetika prilaku
tertarik mempelajari derajat karakteristik psikologi kemampuan mental, temperamen, stabilitas emosional.
Yang di transmisikan dari orang tua kepada anaknya. Unit hereditas turunan
dibawa oleh kromosom, ditemukan pada setiap sel inti tiap sel tubuh. Saat
konsepsi, manusia menerima 23 kromosom dari sperma ayah dan 23 kromosom dari
sel telur ibu, dan kemudian kromosom itu membentuk 23 pasang kromosom yang
mengalami duplikasi setiap sel membelah diri, tiap kromosom terdiri dari banyak
gen, yaitu segmen asam deoksiribonukleat
(DNA) yang merupakan pembawa informasi genetic yang sesungguhnya. Semua DNA
dalam tubuh seseorang memiliki komposisi kimiawi yang sama, yang terdiri atas
gula sederhana (deoksirebosa) dan fosfat yang disatukan oleh empat basa
yang sama yang sangat menentukan karakteristik mahluk hidup, dan susunannya
akan menentukan apakanh mahluk itu akan menjadi burung, singa, manusia dan
sebagainya.
Perkembangan
pralahir dimulai dari periode ovum, kemudian periode embrio dan periode janin.
Kemudian periode setelah lahir,
kelahiran menimbulkan kecemasan sebagai pengaruh yang mengganggu sepanjang
hidup. Karena kelariran merupakan bahaya yang pertama yang di alami anak. Masa
bayi merupakan penyesuaian yang radikal dan sulit, yang di b uktikan dengan
adanya penurunan berat badan, ketidak teraturan prilaku bahkan kesakitan atau
kematian. Baru kemudian setelah melewati periode tersebut, di mulailah tahap
selanjutnya sampai anak itu dewasa.
Tahap perkembangan intelegensi
1.
Tahap
sensorik-motorik
Tahap
ini dimulai dari usia 0-2 tahun , bayi mulai menampilkan prilaku reflektif,
dengan melibatkan prilaku yang inteligen, prilaku ini dipengaruhi dengan
interaksi social dengan lingkunan. Baru kemudian pada usia 2 tahun anak secara
mental dapat mengenali objek dan kegiatan dan dapat menerima solusi masalah
sensorik motoric.
2.
Tahap
praoperasional
tahap
ini dimulai dari usia 2-7 tahun, perilaku intelektual bergerak dari tingkat
sensorik-motorik menuju ketingkat konseptual.
Pada tahap ini terjadi perkembangan yang cepat dari keterampilan
representasional termasuk di dalamnya kemampuan berbahasa, yang menyertai
perkembangan konseptual secara cepat dari proses tersebut. Namun pikiran yang
dimiliki masih egoisentris, dan belum mampu mengembangkan untuk hal yang
lainnya. Baru kemudian pada usia 7
tahun mereka baru bisa berpikir pralogis
atau semi logis.
3.
Tahap
berpikir oprasional konggret
Tahap
ini di mulai dari usia 7-11 tahun, berkembang dengan menggunakan berpikir logis,
yaitu dapat memecahkan masalah konsevasi
dan masalah yang konkret. Tathap ini merupakan tahap transisi antara tahap
praoperasional dengan tahap berpikir formal (logka).
4.
Tahap
berpikir operasional formal
Tahap
ini terjadi pada usia 11-15 tahun, yaitu struktur kognitif menjadi matang
secara kualitas, anak mulai mampu
menerapkan oprasi secara konkret untuk semua masalah yang dihapi. Dan
dapat berpikir logis dari masalah
hipotesis yang berkaitan dengan masa yang akan datang. Tahap operasi formal adalah tahap berpikir secara keilmuan.
Untuk mengukur tingkat kecerdasan
anak, dapat di gunakan tes IQ (Intellence Quotient) yaitu di buat
penggolongan sebagai berikut:
1.
Genius
> 140
2.
Gifted
> 130
3.
Superior
>120
4.
Normal 90-110
5.
Debil 60-79
6.
Imbesil
40-55
7.
Idiot
< 30
Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi
Hingga
sekarang sudah banyak beberapa kajian dalam hal intelegensi atau tingkat IQ
seseorang. Menurut Kohstan, intelegensi dapat dikembangkan, namun hanya sebatas
segi kualitasnya, yaitu pengembangan akan terjadi sampai pola pada batas
kemampuan saja, terbatas pada segi peningkatan mutu intelegensi, dan cara cara
berpikir secara metodis. Intelegensi orang satu dengan yang lain cenderng
berbeda-beda. Hal ini karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam buku
Psikologi Pendidikan oleh
H. Jaali pada tahun 2007, faktor yang mempengaruhi intelegensi antara lain
sebagai berikut:
1.
Faktor
Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
Dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar. Dan pintar sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Pembawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
Dimana minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3.
Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
Dimana pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Di sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Dimana tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik mauapun psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan bila anak anak belum mampu
mengerjakan atau memecahkan soal soal matematika di kelas empat sekolah dasar,
karena soal soal itu masih terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi
jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan
berhubungan erat dengan faktor umur.
5. Faktor
Kebebasan
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
Hal ini berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah yang sesuai dengan kebutuhannya. Kelima faktor diatas saling mempengaruhi dan saling terkait satu dengan yang lainnya. Jadi, untuk menentukan kecerdasan seseorang, tidak dapat hanya berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulannya intelegensi adalah berasal dari kata
intellegere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi
dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk
mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi
yang kita miliki bisa meningkat. Dengan demikian, orang yang
intelegensinya tinggi (orang yang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri
dengan masalah baru yang di hadapi, bila di bandingkan dengan orang yang tidak
cerdas. Dengan demikian intelegensi sangat berpengaruh dalam pendidikan terhadap anak.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Prof. Dr. H. Djaali. 2011. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
sumber: iqeq.web.id .