OPINI PUBLIK
A.
Definisi Opini Publik
Istilah opini publik diserap secara utuh dari bahasa Inggris, public
opinion, yang kemudian di sesuaikan dengan kaedah bahasa indonesia. Istilah
opini publik itu di gunakan, antara lain oleh Omi Abdurrahman (1998). Namun
pakar yang lain, seperti Astrid Susanto (1975) dan Anwar Arifin (1998) lebih
suka menggunakan istilah pendapat umum sebagai terjemahan dari istilah public
opinion.[1]
Opini publik
adalah suatu respons aktif tehadap stimulus suatu respons yang di kontruksi
melalui interpretasi pribadi yang berkembang dari dan menyumbang citra (image),
sedangkan publik adalah suatu kumpulan orang-orang yang sama minat dan
kepentingannya terhadap suatu isu. Jadi yang di maksud dengan opini publik,
yaitu suatu opini yang menyangkut isu atau kejadian yang mengandung
keprihatinan (concern) publik. Dengan demikian opini publik bukan karena
banyaknya jumlah orang, melainkan karena sifatnya yang menyangkut isu publik.[2]
Secara sederhana opini publik merupakan kegiatan
untuk mengungkapkan atau menyampaikan apa yang oleh masyarakat tertentu di
yakini, dinilai dan di harapkan oleh seseorang untuk kepentingan mereka dari
situasi tertentu-issue diharapkan dapat menguntungkan pribadi atau
kelompok. Opini publik memiliki beberapa proses yang di kenal dengan kontruksi,
yaitu sebagai berikut:
§ Kontruksi Personal → opini berupa pengamatan dan interpretasi
secara sendiri-sendiri dan subjektif.
§ Kontruksi Sosial
→ opini
kelompok: opini pribadi yang diangkat ke kelompok.
→ opini rakyat:
opini yang tersistematis melalui jalur yang bebas.
→ opini massa:
opini yang beserakan bisa dalam bentuk budaya dan konsensus, hal inilah yang di sebut
sebagai opini publik.
§ Kontruksi politik, hasil dari ketiga kontruksi sosial di atas di
hubungkan dengan kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum.
Inilah opini yang dikaji dalam komunikasi politik.
Dalam kegiatan sehari hari opini publik memiliki beberapa komponen
diantaranya:
§ Keyakinan: Credulity (Pecaya atau tidak), Reliance (tingkat
pentingnya terhadap seseorang)
§ Nilai : Nilai-nilai kesejahteraan, nilai-nilai deferensi
(menghormati)
§ Eksfektasi, berkaitan dengan kognitif dan kecendrungan.
B.
Karakteristik
Opini Publik
Opini publik sebagai penomena sosial dan politik, memiliki beberapa
karakteristik antara lain; opini publik merupakan prilaku manusia-manusia
individu, dinyatakan secara ferbal, melibatkan banyak individu, situasi dan
objeknya dikenal secara luas, penting untuk orang banyak, pendukungnya berbuat
atau bersedia untuknya, disadari, diekspresikan, pendukungnya tidak mesti
berada pada tempat yang sama, bersifat menentang atau mendukung sesuatu,
mengandung unsur-unsur pertentangan, dan efektifitas untuk mencapai objektivitas.
Karakteristik opini publik:
1. Memiliki arah
2. Memiliki besaran
3. Memiliki isi
informasi (content)
4. Stabil, relatif cukup
bertahan lama
5. Memiliki intensitas
6. Menyangkut suatu hal
yang kontroversial
7. Penampilannya pluralistik
C.
Proses
Pembentukan Opini Publik
Moore (2004: 55) berpendapat akar dari proses pembentukan opini
adalah sikap (attitude). Sikap adalah perasaan atau suasana hati seseorang
mengenai orang, organisasi, persoalan atau objek. Sikap menggambarkan
predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversional dengan cara
menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Secara singkat, sikap adalah suatu
cara untuk melihat situasi. Sikap yang diungkapkan adalah opini. Latarbelakang
kebudayaan, ras, dan agama seringkali menentukan sikap seseorang. Sama halnya
dengan R.P Abelson (dalam Ruslan 1999) bahwa untuk memahami proses pembentukan
opini seseoang dan Publik berkaitan erat dengan sikap mental (Attitude),
persepsi (persepstion) yaitu proses pemberian makna dan hingga kepercayaan
tentang sesuatu (belief).
Menurut Sunarjo (1984), opini, sikap, perilaku, tidak dapat untuk
dipisahkan. Ada beberapa konsep yang dikemukakan oleh Sunarjo (1984) tentang
opini yaitu :
·
Opini atau
pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan atau issu
ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara
tertulis ataupun lisan.
·
Sikap atau
attitude adalah reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka/terlihat, akan
tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan/ diperlihatkan, karena itu
tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan, karena itu
dinyatakan bahwa sikap atau attitude reaksi yang tertutup (covert).
·
Biasanya sikap
seseorang mencerminkan sekaligus pendapatnya secara implisit (dari bahasa latin
implicite artinya meskipun belum atau tidak disebut, sudah termasuk
didalamnya).
·
Opini merupakan
pernyatan yang diucapkan atau tertulis/tulisan, maka sikap atau attitude
merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif kepada
seseorang yang tertentu, objek atau situasi yang tertentu pula.
·
Opini dianggap
sebagai jawaban lisan pada individu yang memberi respon (tanggapan) kepada
stimulus dimana dalam situasi/keadaan yang pada umumnya diajukan suatu
pertanyaan.
·
Keyakinan
merukan sikap dasar seseorang yang biasanya bertujuan mencapai cita-citanya,
memecahkan suatu persoalan ataupun mewujudkan suatu rencana.
Tahap terbentuknya opini publik secara singkat adalah:
1. Munculnya perdebatan/
issue
2. Diliput secara
intensif melalui media masa
3. Adanya orang yang
mempersoalkan issue tersebut
D.
Teori
Pembentukan Opini Publik
1.
Hypodermic
Needle Theory: teori yang
dipergunakan dalam pembentukan opini publik dengan memanfaatkan media, seperti
jarum yang menyuntikan informasi secara berulang-ulang kepada khalayak agar
terbentuk opini publik. Model komunikasi adalah one way system dengan
secara kuat melakukat terpaan isi media. Diharapkan agenda media menjadi media
publik dalam bentuk opini publik.
2.
The Spiral of
Silence Theory: (E.
Noelle-Neuman): yang dibangun dengan empat unsur pokok; media massa, komunikasi
antar pribadi dan jalinan interaksi sosial, sistem individu tentang suatu hal
dan persepsi orang lain/kecendrungan pendapat tentang satu persoalan yang di
lontarkan, penerimaan atas opini publik sebagai akibat kuatnya kecendrungan
orang-orang di sekitarnya.
3.
Bandwagon
Effect Theory: menjelaskan
sebuah situasi yang menunjukan ketika seseorang berusaha untuk menyesuaikan
dirinya dengan pendapat mayoritas orang banyak di sekitaarnya. Pendapat umum di
sekitarnya. Pendapat umum di sekitarnya akibat terpaan media secara kuat dan
kontinu sehingga di percaya kebenaranya. Seseorang berfikir agar tidak
terisolasi atau dianggap asing pendapat dan sikapnya maka ia ikut mainstream
pendapat umum orang-orang di sekitarnya. Sarana utama pembentukan opini publik
dalam teori ini adalah media yang dianggap powerful effect of media. Kecendrungan
orang-orang yang memiliki pendapat berbeda tidak mampu menghadapi kuatnya
dominasi opini publik sekitarnya.
E.
Survei Opini
Publik
Di Negara-negara demokrasi, opini publik telah di ukur perkembangannya melalui berbagai cara ,
seperti penjajakan (poling), pengumpulan suara, dan pendapat masyarakat, baik
secara lisan maupun tulisan. Secara lisan, dilakukan dengan mengundang
lembaga-lembaga tertentu yang dianggap dapat mewakili opini masyarakat untuk
manyatakan aspirasinya atau pendapatnya suatu hal yang menyangkut kepentingan
umum. Secara tertulis, dilakukan dengan
melalui surat atau mengisi angket yang di edarkan oleh lembaga atau
perusahaan yang ingin mengetahui pendapat publik tentang suatu kebijakan atau
produknya.
Cara lain mengukur pendapat umum/opini publik adalah attitude
scales. Hal ini dilakukan dengan maksud menetapkan berapa banyak orang yang
setuju atau tidak setuju tentang suatu masalah. Jika publik ditawarkan beberapa
alternatif, maka dapat di ketahui berapa banyak yang memilih alternatif
pertama, kedua, dan seterusnya. Opini publik juga dapat di ukur dengan metode
wawancara.
Tujuan dari survei opini publik untuk mendapat jawaban terhadap
pertanyaan yang seragam dari sejumlah
orang yang dipilih (sampel) yang menurut kriteria dianggap relevan, mewakili
sekelompok orang (populasi) yang informasi tentang mereka diperlukan. Sampel
tersebut harus merupakan miniatur yang eksak dari populasi atau harus dibangun
sedemikian rupa sehingga cara-cara yang membedakan mereka dengan populasi akan
membawa informasi yang absah mengenai populasi itu.
No comments:
Post a Comment