Monday, May 12, 2014

kebudayaan dan kepribadian

Bab I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Kepribadian merupakan salah satu identitas diri dari seseorang, dimana kepribadian tersebut dapat berupa sifat, tingkah laku, cara berfikir maupun cara berbicara. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian salah satu nya adalah faktor kebudayaan. Mengapa demikian ? karena kebudayaan merupakan perilaku manusia yang dipelajari di lingkungannya yang bersifat turun temurun.
Jadi, apabila seseorang berada di lingkungan yang kental akan kebudayaan maka kepribadian orang tersebut akan sesuai dengan kebudayaan nya.  Untuk itu, dalam makalah ini saya akan menjelaskan sedikit mengenai Peran Kebudayaan dalam Membentuk Kepribadian.
Hubungan antara kebudayaan dan kepribadian adalah kebudayaan terbentuk dari sekumpulan orang yang memiliki kepribadian berbeda-beda untuk membuat suatu ciri khas dari tempat tinggalnya yang dapat terus dilakukan dari generasi ke generasi seiring dengan perkembangan jaman.
Sedangkan kepribadian sendiri terbentuk karena adanya interaksi sosial antara satu individu dengan individu yang lain dalam sebuah lingkungan. Lingkungan tersebut sudah tentu memiliki kebudayaan yang di pegang teguh yang sering dilaksanakan pada waktu tertentu, sehingga dengan sendirinya seseorang kepribadian nya akan terbentuk karena ada nya proses interaksi sosial salah satu nya dari kebudayaan.

1.2  Rumusan Masalah
1.  Apa yang dimaksud dengan Kebudayaan ?
2.  Apa yang dimaksud dengan Kepribadian ?
3.  Bagaimana proses terbentuknya Kepribadian ?
4.  Apa peran Kebudayaan dalam membentuk Kepribadian ?

1.3  Tujuan
1. Memahami  pengertian dari Kebudayaan.
2. Memahami  pengertian dari Kepribadian.
3. Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Kepribadian.
4. Untuk mengetahui apa saja peran Kebudayaan dalam membentuk Kepribadian.

1.4  Manfaat
Dengan memahami apa pengertian dari Kebudayaan dan Kepribadian maka kita dapat menentukan peranan kebudayaan dalam membentuk kepribadian seseorang. 







Bab II
PEMBAHASAN

A.      KEBUDAYAAN

1.        Definisi Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan  milik diri manusia dengan belajar.[1] Kebudayaan juga dapat diartikan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia berupa kebiasaan, kepercayaan nilai-nilai, hukum dan moral pada suatu kelompok masyarakattertentu yang bersifat nyata dan di laksanakan secara turun-temurun.[2]
Berikut ini definisi kebudayaan menurut para ahli.
  • E.B. Taylor, Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  • KluckhohndanKelly, Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.
  • Kroeber, Keseluruhan realita gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai yang dipelajari dan diwariskan, dan perilaku yang ditimbulkannya.
  • Herskovits Bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
  • Selo Soemardjandan Soeleman Soemardi, Semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
  • Koentjaraningrat, Keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

2. Wujud Kebudayaan dan Unsur Kebudayaan

J.J. Hoenigman membedakan ada tiga wujud kebudayaan sebagai berikut.[3]

a. Gagasan

Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, dan tidak dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di alam pikiran warga masyarakat tersebut. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan bukubuku hasil karya para penulis. Zaman sekarang kebudayaan ideal banyak juga yang tersimpan di dalam arsip, disket, compact disc, microfilm, pita komputer, dan lain-lain.

b. Aktivitas

Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari manusia di masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya.

c. Artefak

Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat berupa bendabenda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Koentjaraningratdengan mengacu pada pendapat Kluckhohn menggolongkan unsur-unsur pokok yang ada pada tiap kebudayaan dunia sebagai berikut:[4]
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata pencaharian hidup
  6. Sistem religi
  7. Kesenian
Tiap-tiap unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan di atas, yakni gagasan, aktivitas, dan artefak.

3.        Komponen Kebudayaan

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen sebagai berikut:
a.       Kebudayaan Material, Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata dan konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi, seperti mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan lain-lain. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, dan gedung.
b.      Kebudayaan Nonmaterial, Kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah denyut nadi kehidupan sosial.

B.       KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia, kepribadian juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten.[5] Para ahli dan psikologi pada umumnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kepribadian /personality  itu bukan hanya mengenai tingkah laku yang dapat di amati saja, tetapi juga termasuk di dalamnya apakah sebenarnya individu itu. Jadi selain tingkah laku yang tampak, ingin di ketahui pula motifnya, minatnya, sikapnya, dan sebagainya yang mendasari pernyataan tingkah laku tersebut.
Sikap atau yang dalam bahasa inggrisnya di sebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang dihadapi.[6] Menurut Elis yang sangat berperan penting di dalam sikap adalah faktor perasaan tau emosi, dan faktor kedua adalah reaksi/respon, atau kecendrungan untuk bereaksi. Dalam beberapa hal sikap sangat berperan penting  dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaiyu senang atau tidak senag, melaksanakan atau melanggar, mendekati atau menghindari.
Sedangkakan sifat (traits) dalam istilah psikologi, berarti ciri-ciri tingkah laku yang tetap (hampir tetap)pada seseorang,  seperti kata: pemarah, pendusta, pencemburu dan lain-lain itu menunjukan bahwa perbuatan-perbuatan seperti itu sering muncul sehingga menjadi suatu ciri khas dari tingkah laku seseorang, dapat di katakan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut merupakan sifat-sifat dari orang yang bersangkutan.
Temperamen adalah sifat-sifat jiwa yang sangat erat hubungannya dengan konstitusi tubuh. Yang dimaksud dengan konstitusi tubuh adalah keadaan jasmani bagi seseorang yang terlihat dalam hal-hal yang khas baginya, seperti keadaan darah, kelenjar pencernaan, syaraf dan lain-lain.[7] Temperamen lebih merupakan  bersifat bawaan sehingga sukar di ubah atau di pengaruhi.
Dari ketiga aspek kepribadaian tersebut itu kita sejajarkan maka sebagai rangkuman  dapat dikatakan sebagai berikut: sikap adalah hasil dari pengaruh lingkungan, sedangkan temperamen hampir tidak di pengaruhi oleh lingkungan, adapun sifat berada ditengah-tengah merupakan campuran antara sifat pembawaan dan pengaruh lingkungan.
Sedangkan watak menurut I.R. Pedjawijatna mengemukakan; watak atau karakter adalah  seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani, jadi dengan pilihan) jadi memang dibawah  pengaruh dari pihak bakat, temperamen, keadaan tubuh,  lingkungan dan sebagainya.[8]
Dari penjelasan diatas dapat sisimpulkan bahwa  kepribadian adalah watak  atau karakter dari seseorang individu yang terjadi atau terbentuk oleh faktor-faktor tertentu baik dari dalam diri (bawaan) ataupun dari luar (lingkungan).
C.      Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian (Watak Individu)
Kebudayaan merupakan karakter suatu masyarakat dan bukan karakter individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan tidak bisa lepas dari kepribadian individu melalui suatu proses belajar yang panjang.

Dalam proses belajar yang disebut sosialisasi itu, kepribadian individu pasti juga mempunyai pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan itu secara keseluruhan. Gagasan-gagasan, tingkah laku, atau tindakan manusia itu ditata, dikendalikan, dan dimantapkan pola-polanya oleh berbagai system nilai dan norma di masyarakatnya.
Sebaliknya, kebudayaan di masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian suatu individu masyarakat, walaupun berbeda-beda distimulasi dan dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma dalam sistem budaya dan juga oleh system sosial yang telah diinternalisasinya melalui proses sosialisasi dan proses pembudayaan selama hidup sejak masa kecilnya sampai tua.
Kepribadian ada yang selaras dan ada yang tidak selaras dengan lingkungan alam serta sosial. Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalamannya ketika sebagai anak-anak yang berada dalam asuhan orang-orang terdekat di lingkungannya, yaitu ayahnya, ibunya, kakaknya, dan individu lainnya yang berada di sekelilingnya.
Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kegemarankegemaran mereka, dan berbagai benda budaya hasil karya mereka.
















Bab III
Kesimpulan
            Kebudayaan sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang. Karena, kepribadian terbentuk karena adanya faktor lingkungan yang berdasar pada kebudayaan. Kebudayaan di setiap daerah berbeda-beda dan bermacam-macam, maka kepribadian yang ada pada masyarakat nya pun berbeda-beda. Contoh kebudayaan yang dapat membentuk kepribadian di suatu daerah sangat kental dengan kebudayaan toleransi, maka secara otomatis masyarakat nya akan membentuk kepribadian yang memiliki sifat toleransi terhadap sesama.
            Akan tetapi seiring perkembangan zaman, kebudayaan semakin hari semakin berkurang karena adanya pengaruh globalisasi. Sehingga kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh kebudayaan dari dalam lingkungan nya sendiri, tetapi dari lingkungan dan budaya luar. Untuk itu, kita harus lebih menghargai,menjaga dan melestarikan kebudayaan agar kepribadian kita masih berpegang teguh pada kebudayaan.


  








[1] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal.144
[3] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Hal.150
[4] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, hal.165
[5] Ibid, hal. 82
[6] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. Hal.141
[7] Ibid hal.143
[8] Ibid hal.145

Sejarah Dakwah Islam di India


I.                   PENDAHULUAN

Dunia Islam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M.[1] India adalah negeri yang memiliki wilayah yang luas dan terdiri atas banyak bangsa, bahasa, dan agama. kaum muslimin telah menaklukannya dan mendirikan kerajaan di ibukota Dhelhi, lalu kekuasaannya meluas. Namun, kemudian terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang terpecah belah dan saling berselisih.
Rangkaian ekspansi kaum muslimin ke India terpaut pada masa yang sangat jauh kebelakang. Tercatat bahwa ekspansi pertama yang dilakukan mereka kesana terjadi pada tahun ke-15 setelah Rasulullah wafat. Sejak itu, ekspansi bangasa Arab ke India terjadi secara berkelanjutan sampai abad ke-18 M dan ekspansi tersebut dilakukan dari barat laut. Sebagian diantara mereka ada yang menetap  di India dan menjadi para Raja yang sangat berjasa bagi kemajuan kebudayaan Islam.
Pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sofyan, tercatat pada tahun 44 H Al Mullahab bib Abu Sufroh melakukan serangan ke negeri Shin. penaklukan yang dilakukan Al Mullahab ini membentang sampai ke wilayah-wilayah yang terletak antara Qabul dan Almultan. Kemudian penaklukan di wilayah ini dilanjutkan oleh kaum muslimin sehingga penaklukan tersebut meliputi Qauqan, Kaikan, dan Daibal.
Ketika Al Walid bin Abdul Malik menjadi Khalifah (86-96 H), Al Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsakhofi telah menginstruksikan Muhammad bin Al Khosim agar memerangi India. Maka pada tahun 9 H Muhammad bergerak menuju India dan mengadakan pengepungan terhadap wilayah yang berbatasan dengan Daibal.[2]
Islam diperkenalkan di anak benua India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian (agrikultural), urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban India diwarnai dengan system kasta, Hinduisme, brahmanik, dan keyakinan budha, dan diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan elite politik Hindhu lainnya. Penaklukan muslim melahirkan sebuah elit baru dan sebuah tingkat integrasi polotik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban muslim yang khas.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai “Pola Dakwah Islam di India” melalui pembahasan sejarahnya, pola dakwahnya, dan pengaruhnya dalam kehidupan di India.

II.      RUMUSAN MASALAH
1.      Sejarah Dakwah Islam di India
2.      Pola Dakwah di India
3.      Pengaruh Islam di India


III.      PEMBAHASAN 

1.        Sejarah Dakwah Islam di India
Sesungguhnya dalam abad pertama hijriah agama Islam sudah masuk ke tanah India pada tahun 637 M yaitu pada masa pemeritahan khalifah Umar bin Khatab, armada Islam yang pertama telah bertolak dari Oman dan Bahrain, menuju pantai barat tanah India. Dalam tahun 664 M raja dari Kabul telah mengakui ketundukannya kepada kerajaan Islam. Pada tahun 712 M/93 H khalifah Walid bin Abdul Malik (Dinasti Umayyah) telah mengirim Emir Muhammad ibn Qasim untuk menaklukkan tanah India.[3]
Pada zaman Nabi Islam masuk  ke kawasan Asia Selatan (dulu India) secara penetration pacifique melalui hubungan perdagangan di kota-kota pesisir pantai barat dan selatan. Pada waktu itu kondisi sosial dan politik India sedang rapuh dengan terjadinya penindasan kaum kasta Brahmana terhadap kasta yang lebih rendah dan orang Budha, juga terjadinya perebutan kekuasaan diantara raja-raja Hindu. Dalam kondisi yang demikian pasukan Islam dibawah pimpinan Muhammad ibn Qasim datang membawa harapan bagi keselamatan orang yang tertindas melalui penerapan keadilan sosial yang memberi harapan baru.[4]
Delhi adalah kerajan Islam India sejak tahun 608 H/1211 M. Sebagai ibu kota kerajaan Islam, Delhi menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam di anak benua India.
Delhi terletak di pinggir Sungai Jamna. Mula-mula Delhi di kuasai Islam di taklukkan oleh Quthb Ad-din Aybak. Tahun 602 H/1204 M oleh Quthb Ad-din Aybak di jadikan kerajaan Islam Mongol. Zhahiruddin Babur raja Dinasti Mongol pertama, merebut Delhi dari tangan Dinasti Lodi.
Setelah Delhi di hancurkan oleh tentara Timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang berkedudukan di Delhi merosot tajam. Ketika itulah Dinasti Lodi mengambil kota Agra sebagai ibu kota, sementara Delhi menjadi kota yang kurang penting. Kota Agra itu pula untuk pertama kalinya menjadi ibu kota kerajaan Mongol, ketika Zahiruddin Babur mengalahkan Dinasti Lodi. Kota Delhi menjadi ibu kota Mongol pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Raja Mongol lainnya, Syah Jehan(1628- 1658) mendirikan kota Syahjahanabad. Syah Jehan mendirikan monument sejarah yang sangat indah dan menjadi salah satu Tujuh Keajaiban dunia, yaitu Taj Mahal, sebuah monument untuk mengenang istri tercintanya Muntaz Mahal.[5]
Sejarah masuknya Islam di India dapat di bagi menjadi empat periode, yaitu awal masuknya Islam sejak zamannya nabi SAW sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa kesultanan Delhi 1206-1526M, dan Islam pada masa dinasti Mughol 1526-1857 M dan penjajahan serta pergolakan Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya Bangladesh.
-          Tokoh-tokoh, dari:
§  Kashmir. Penguasa yang paling terkemuka adalah keluarga Syamsuddin Syah Mirza pada masa antara tahun 744-970 H/1343-1562 M. Pada tahun 995 H/1568 M keluarga timuriyah menguasainya
§  Sind. Keluarga penguasa terkemuka adalah Sam Mani kemudian Satmakan, lalu keluarga Syah Beik al-Kandahari. secara berturut-turut keluarga ini memerintah antara tahun 865-995 H/1460-1586 M.
§  Punjab. Dahulunya mengikuti raja-raja Delhi, kemudian keluarga Al-Afganistani Raisharah berkuasa hingga tahun 932 H/1526 M, yang kemudian dikuasai oleh Babur Syah At-Timuri.
§  Gujarat (India Barat). Diperintah oleh keluarga Muzhaffar Syah antara tahun 810-992 H/4071584 M, Kemudian dikuasai oleh orang-orang taimuriyah.
-          Masa Pemerintahan-pemerintahan Islam di India (198-392 H/813-1001 M)
Pemerintahan-pemerintahan ini mayoritas muncul pada masa kelemahan khalifah Abbasiyah, sebagai hasil dari penguasaan orang-orang Turki terhadap sebagian wilayah yang terbesar di India. Diantara pemerintahan-pemerintahan ini yang terkenal adalah sebagai berikut:
§  Pemerintahan Al Mahaniyah di Sindan pada tahun 198 H, pendirinya adalah Fadhl ibn Mahan
§  Pemerintahan Al Hibariyyah di Sind pada tahun 240 H, pendirinya adalah Umar bin Abdul Aziz Al Hibari
§  Pemerntahan As Saniyah di Multan pada tahun 279 H, pendirinya adalah Muhammad bin Qasim As Sami
§  Pemerintahan Ismailliyah di Multan pada tahun 375 H diantara penguasanya yang terkenal adalah Jalm bin Syaiban
§  Pemerintahan Al Ma’daniyah di Makran pada tahun 340 H, pendirinya adalah Isa bin Ma’dan
§  India tunduk pada pemerintahan Ghaznawiyah pada masa 366-582 H/976-1186 M. Penguasanya yang paling terkenal adalah Sultan Mahmud yang menyerang India sebanyak 17 kali. Setelah itu India tunduk kepada pemerintahan Al Ghawriya pada masa 582-602 H/1186-1205 M.[6]
2.      Pola Dakwah di India
Masuknya agama Islam di India tidaklah serta merta begitu saja, akan tetapi penuh dengan perjuangan. Agama Islam dapat dengan segera mengembangkan sayapnya sampai ke tanah India, disebabkan antara lain karena antara orang Arab dan orang Hindu berabad-abad sebelum agama Islam itu lahir, sudah ada juga hubungan yang baik antara kedua bangsa itu, terutama dalam lapangan perdagangan.
Salah satu jalan masuknya Islam di India adalah melalui jalur perdagangan, dan penaklukan.
Salah satu metode yang digunakan adalah metode bil-hal. Media dakwah yang digunakan adalah melalui peperangan dan penaklukan, setelah itu dikembangkan melalui masjid-masjid yang dibangun setelah masuknya Islam, seperti yang di lakukan oleh rombongan Syaraf b.Malik.[7] Setelah itu Islam berkembang seiring berkembangnya pemerintahan Islam di India. Islam menggunakan toleransi sebagai jalan dalam syiarnya. Karena pada awal masuk kondisi India mayoritas pemeluk kepercayaan Hindu-Budha.
3.      Pengaruh Islam di India
Pengaruh Islam di India, terdiri dari berbagai bidang. Berikut uraian dari sebagian pengaruh-pengaruh tersebut.
Dalam kepemimpinannya, Muhammad ibn Qasim telah meletakkan dasar-dasar bermasyarakat yang baik dan harmonis. Dalam kebijakan pertahanan ia melarang tentara arab untuk memiliki tanah di daerah perang dengan pertimbangan : mutu tentara turun, hasil prosuksi pertanian tidak baik karena orang arab kurang mahir dalam bidang pertanian, negara dirugikan 80%, rakyat pribumi kehilangan pekerjaan sehingga akan mudah terjadi pemberontakan. Dia juga membagikan pemerataan kekuasaannya kepada non-muslim. Walaupun kelas sosial sind sebagai kelas dzimmi, ibn Qasim memberikan perlakuan sama terhadap mereka dengan tidak membedakan antara arab dan non-arab.
Selain itu ibn Qasim juga menjadi sebab semakin banyaknya orang arab yang menetap di India untuk melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat perdagangan yang terkenal antara lain, daibul, pantai malabar, pantai karamandel termasuk ceylon, madura, saptagram, chittagong, samandar, dan akyab (sekarang di birma).
Kuil-kuil yang pernah hancur dan rusak dibangun kembali dengan biaya pemerintah, renovasi ini atas pertimbangan kedisiplinan penduduk dalam membayar pajak kepada negara, menjadi kewajiban negara untuk melindungi penduduk sind.
Di samping itu, ia juga menerapkan keadilan diseluruh tingkat masyarakat, masyarakat bisa bertemu langsung dengan ibn Qasim tanpa ada perantara. dalam bidang militer, penyeleksian masuk dinas militer sebelumnya didasarkan pada kasta-kasta, pola ini tidak diberlakukan lagi oleh ibn Qasim, siapa saja yang mampu diperkenankan untuk masuk dinas militer.
Pengaruh Islam lainnya yang cukup besar adalah mulai dilarangnnya sati daho sampai akhirnya dilarang secara resmi, dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak buku India yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab pada abad 8 M. Pada saat itu banyak ilmuan arab dikirim ke India untuk mempelajari ilmu-ilmu yang ada di India. Seperti ahli astronomi arab, abu manshar, belajar di beneras, pusat kebudayaan hindu. Selama sepuluh tahun abu yazid al-bustami pernah tinggal di sind dan berguru kepada penduduk pribumi dan masih banyak lagi yang lain.
Al-Biruni mencatat pula tentang sistem keadilan hindu pada zaman dulu sangat longgar. Para Brahmana tidak dihukum atas kesalahannya. Ia juga menjelaskan tentang administrasi pemerintahan dimana pajak sangat rendah. Hasil bumi dicatat sebagai pajak bagi pemerintah. Disamping itu sistem kasta juga menjadi jurang pemisah antara suku, kasta, dan warna kulit. Yang pada akhirnya semua itu dapat diselesaikan dengan masuknya invasi Islam ke India.
Bangunan-bangunan yang didirikan-pun bercorak campuran antara gaya Syiria, Bizantium, Mesir dan Iran dengan detilnya hindu, jaina atau budha. Kontak antara Islam dan hindu menghasilkan evolusi gaya yang kadang-kadang disebut indo-muslim.

IV.      KESIMPULAN
Sesungguhnya dalam abad pertama hijriah agama Islam sudah masuk ke tanah India pada tahun 637 M yaitu pada masa pemeritahan khalifah Umar bin Khatab, armada Islam yang pertama telah bertolak dari Oman dan Bahrain, menuju pantai barat tanah India. Dalam tahun 664 M raja dari Kabul telah mengakui ketundukannya kepada kerajaan Islam. Pada tahun 712 M/93 H khalifah Walid bin Abdul Malik (Dinasti Umayyah) telah mengirim Emir Muhammad ibn Qasim untuk menaklukkan tanah India.
Sejarah masuknya Islam di India dapat di bagi menjadi empat periode, yaitu awal masuknya Islam sejak zamannya nabi SAW sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa kesultanan Delhi 1206-1526M, dan Islam pada masa dinasti Mughol 1526-1857 M dan penjajahan serta pergolakan Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya Bangladesh.
Masuknya agama Islam di India tidaklah serta merta begitu saja, akan tetapi penuh dengan perjuangan. Agama Islam dapat dengan segera mengembangkan sayapnya sampai ke tanah India, disebabkan antara lain karena antara orang Arab dan orang Hindu berabad-abad sebelum agama Islam itu lahir, sudah ada juga hubungan yang baik antara kedua bangsa itu, terutama dalam lapangan perdagangan.
Mempelajari sejarah dakwah para pejuang Islam di India dapat memberikan pengetahuan baru, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari metode-metode yang masih relevan dengan kondisi saat ini untuk diterapkan di masa sekarang ataupun di masa mendatang.
Diantara beberapa pelajaran yang bisa diambil adalah:
-          Sikap toleran dalam dakwah
-          Memanfaatkan kondisi lingkungan dan masyarakat sebagai media dakwah
-          Memaksimalkan media yang ada
-          Akan lebih berhasil jika dakwah ditunjang dengan perilaku pelaku dakwah (Bil-Hal)






DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Al-Usairi, Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi Adam hingga abad XX), Jakarta: Akbar, 2003.
C. Israr, Sejarah Kesenian Islam (Jilid 2), Jakarta: Bulan Bintang, 1978
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam II, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
IRA. M. Lapidus, Sejarah social umat Islam (bag. I & 2), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), Jakarta: Kencana, 2003.
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Soebardi & Haesojo, Pengantar Sejarah dan Ajaran Islam, Binacipta, 1983.
Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, Jakarta: Widjaya Jakarta, 1981.



[1] Ahmad Al Ussairi, Sejarah Islam (sejak zaman Nabi Adam hingga abad XX), (Jakarta: Akbar, 2003), Cet. I, Hal. 7
[2] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. I, Hal. 56
[3] C. Israr, Sejarah Kesenian Islam (Jilid 2), Jakarta: Bulan Bintang, 1978, Hal. 97-98
[4] M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), Cet. I, Hal. 255

[5] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. I, Hal. 291-292
[7] Thomas W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, Jakarta: Widjaya Jakarta 1981, Hal.230

I.                    PENDAHULUAN Dunia Islam kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M. [1] India adalah negeri yang...