I.
PENDAHULUAN
Dunia Islam
kontemporer dimulai sejak tahun 1342-1420 H/1922-2000 M.[1]
India adalah negeri yang memiliki wilayah yang luas dan terdiri atas banyak
bangsa, bahasa, dan agama. kaum muslimin telah menaklukannya dan mendirikan
kerajaan di ibukota Dhelhi, lalu kekuasaannya meluas. Namun, kemudian terpecah
menjadi negeri-negeri kecil yang terpecah belah dan saling berselisih.
Rangkaian
ekspansi kaum muslimin ke India terpaut pada masa yang sangat jauh kebelakang.
Tercatat bahwa ekspansi pertama yang dilakukan mereka kesana terjadi pada tahun
ke-15 setelah Rasulullah wafat. Sejak itu, ekspansi bangasa Arab ke India
terjadi secara berkelanjutan sampai abad ke-18 M dan ekspansi tersebut
dilakukan dari barat laut. Sebagian diantara mereka ada yang menetap di
India dan menjadi para Raja yang sangat berjasa bagi kemajuan kebudayaan Islam.
Pada masa pemerintahan Muawiyah bin
Abu Sofyan, tercatat pada tahun 44 H Al Mullahab bib Abu Sufroh melakukan
serangan ke negeri Shin. penaklukan yang dilakukan Al Mullahab ini membentang
sampai ke wilayah-wilayah yang terletak antara Qabul dan Almultan. Kemudian
penaklukan di wilayah ini dilanjutkan oleh kaum muslimin sehingga penaklukan
tersebut meliputi Qauqan, Kaikan, dan Daibal.
Ketika Al
Walid bin Abdul Malik menjadi Khalifah (86-96 H), Al Hajjaj bin Yusuf
Ats-Tsakhofi telah menginstruksikan Muhammad bin Al Khosim agar memerangi
India. Maka pada tahun 9 H Muhammad bergerak menuju India dan mengadakan
pengepungan terhadap wilayah yang berbatasan dengan Daibal.[2]
Islam
diperkenalkan di anak benua India dalam bentuk sebuah peradaban yang telah
berkembang yang diwarnai dengan budaya pertanian (agrikultural), urbanisasi,
dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban India
diwarnai dengan system kasta, Hinduisme, brahmanik, dan keyakinan budha, dan
diwarnai dengan dominasi elite Rajput dan elite politik Hindhu lainnya.
Penaklukan muslim melahirkan sebuah elit baru dan sebuah tingkat integrasi
polotik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban muslim yang
khas.
Dalam makalah ini akan membahas
mengenai “Pola Dakwah Islam di India” melalui pembahasan sejarahnya, pola
dakwahnya, dan pengaruhnya dalam kehidupan di India.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.
Sejarah Dakwah Islam di India
2.
Pola Dakwah di India
3.
Pengaruh Islam di India
III.
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Dakwah Islam di India
Sesungguhnya
dalam abad pertama hijriah agama Islam sudah masuk ke tanah India pada tahun
637 M yaitu pada masa
pemeritahan khalifah Umar bin Khatab, armada Islam yang pertama telah bertolak
dari Oman dan Bahrain, menuju pantai barat tanah India. Dalam tahun
664 M raja dari Kabul telah mengakui ketundukannya kepada kerajaan Islam. Pada
tahun 712 M/93 H khalifah Walid bin Abdul Malik (Dinasti Umayyah) telah
mengirim Emir Muhammad ibn Qasim untuk menaklukkan tanah India.[3]
Pada zaman
Nabi Islam masuk ke kawasan Asia Selatan (dulu India) secara penetration
pacifique melalui hubungan perdagangan di kota-kota pesisir pantai barat
dan selatan. Pada waktu itu kondisi sosial dan politik India sedang rapuh
dengan terjadinya penindasan kaum kasta Brahmana terhadap kasta yang lebih
rendah dan orang Budha, juga terjadinya perebutan kekuasaan diantara raja-raja
Hindu. Dalam kondisi yang demikian pasukan Islam dibawah pimpinan Muhammad ibn
Qasim datang membawa harapan bagi keselamatan orang yang tertindas melalui
penerapan keadilan sosial yang memberi harapan baru.[4]
Delhi adalah
kerajan Islam India sejak tahun 608 H/1211 M. Sebagai ibu kota kerajaan Islam,
Delhi menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam di anak benua India.
Delhi
terletak di pinggir Sungai Jamna. Mula-mula Delhi di kuasai Islam di taklukkan
oleh Quthb Ad-din Aybak. Tahun 602 H/1204 M oleh Quthb Ad-din Aybak di jadikan
kerajaan Islam Mongol. Zhahiruddin Babur raja Dinasti Mongol pertama, merebut
Delhi dari tangan Dinasti Lodi.
Setelah
Delhi di hancurkan oleh tentara Timur Lenk, kekuasaan raja-raja yang
berkedudukan di Delhi merosot tajam. Ketika itulah Dinasti Lodi mengambil kota
Agra sebagai ibu kota, sementara Delhi menjadi kota yang kurang penting. Kota
Agra itu pula untuk pertama kalinya menjadi ibu kota kerajaan Mongol, ketika
Zahiruddin Babur mengalahkan Dinasti Lodi. Kota Delhi menjadi ibu kota Mongol
pada masa Humayun (1530-1556), seorang raja yang cinta ilmu. Raja Mongol
lainnya, Syah Jehan(1628- 1658) mendirikan kota Syahjahanabad. Syah Jehan
mendirikan monument sejarah yang sangat indah dan menjadi salah satu Tujuh
Keajaiban dunia, yaitu Taj Mahal, sebuah monument untuk mengenang istri
tercintanya Muntaz Mahal.[5]
Sejarah
masuknya Islam di India dapat di bagi menjadi empat periode, yaitu awal
masuknya Islam sejak zamannya nabi SAW sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa
kesultanan Delhi 1206-1526M, dan Islam pada masa dinasti Mughol 1526-1857 M dan
penjajahan serta pergolakan Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya
Bangladesh.
- Tokoh-tokoh, dari:
§ Kashmir. Penguasa yang paling terkemuka
adalah keluarga Syamsuddin Syah Mirza pada masa antara tahun 744-970
H/1343-1562 M. Pada tahun 995 H/1568 M keluarga timuriyah menguasainya
§ Sind. Keluarga penguasa terkemuka adalah
Sam Mani kemudian Satmakan, lalu keluarga Syah Beik al-Kandahari. secara
berturut-turut keluarga ini memerintah antara tahun 865-995 H/1460-1586 M.
§ Punjab. Dahulunya mengikuti raja-raja
Delhi, kemudian keluarga Al-Afganistani Raisharah berkuasa hingga tahun 932
H/1526 M, yang kemudian dikuasai oleh Babur Syah At-Timuri.
§ Gujarat (India Barat). Diperintah
oleh keluarga Muzhaffar Syah antara tahun 810-992 H/4071584 M, Kemudian
dikuasai oleh orang-orang taimuriyah.
-
Masa Pemerintahan-pemerintahan Islam di India (198-392 H/813-1001 M)
Pemerintahan-pemerintahan
ini mayoritas muncul pada masa kelemahan khalifah Abbasiyah, sebagai hasil dari
penguasaan orang-orang Turki terhadap sebagian wilayah yang terbesar di India.
Diantara pemerintahan-pemerintahan ini yang terkenal adalah sebagai berikut:
§ Pemerintahan Al Mahaniyah di Sindan
pada tahun 198 H, pendirinya adalah Fadhl ibn Mahan
§ Pemerintahan Al Hibariyyah di Sind
pada tahun 240 H, pendirinya adalah Umar bin Abdul Aziz Al Hibari
§ Pemerntahan As Saniyah di Multan
pada tahun 279 H, pendirinya adalah Muhammad bin Qasim As Sami
§ Pemerintahan Ismailliyah di Multan
pada tahun 375 H diantara penguasanya yang terkenal adalah Jalm bin Syaiban
§ Pemerintahan Al Ma’daniyah di Makran
pada tahun 340 H, pendirinya adalah Isa bin Ma’dan
§ India tunduk pada pemerintahan
Ghaznawiyah pada masa 366-582 H/976-1186 M. Penguasanya yang paling terkenal
adalah Sultan Mahmud yang menyerang India sebanyak 17 kali. Setelah itu India
tunduk kepada pemerintahan Al Ghawriya pada masa 582-602 H/1186-1205 M.[6]
2.
Pola Dakwah di India
Masuknya
agama Islam di India tidaklah serta merta begitu saja, akan tetapi penuh dengan
perjuangan. Agama Islam dapat dengan segera mengembangkan sayapnya sampai ke
tanah India, disebabkan antara lain karena antara orang Arab dan orang Hindu
berabad-abad sebelum agama Islam itu lahir, sudah ada juga hubungan yang baik
antara kedua bangsa itu, terutama dalam lapangan perdagangan.
Salah satu
jalan masuknya Islam di India adalah melalui jalur perdagangan, dan penaklukan.
Salah satu
metode yang digunakan adalah metode bil-hal. Media dakwah yang digunakan adalah
melalui peperangan
dan penaklukan, setelah itu dikembangkan melalui masjid-masjid yang
dibangun setelah masuknya Islam,
seperti yang di lakukan oleh rombongan Syaraf b.Malik.[7]
Setelah itu Islam berkembang seiring berkembangnya pemerintahan Islam di India.
Islam menggunakan toleransi sebagai jalan dalam syiarnya. Karena pada awal masuk kondisi
India mayoritas pemeluk kepercayaan Hindu-Budha.
3.
Pengaruh Islam di India
Pengaruh
Islam di India, terdiri dari berbagai bidang. Berikut uraian dari sebagian
pengaruh-pengaruh tersebut.
Dalam
kepemimpinannya, Muhammad ibn Qasim telah meletakkan dasar-dasar bermasyarakat
yang baik dan harmonis. Dalam kebijakan pertahanan ia melarang tentara arab
untuk memiliki tanah di daerah perang dengan pertimbangan : mutu tentara turun,
hasil prosuksi pertanian tidak baik karena orang arab kurang mahir dalam bidang
pertanian, negara dirugikan 80%, rakyat pribumi kehilangan pekerjaan sehingga
akan mudah terjadi pemberontakan. Dia juga membagikan pemerataan kekuasaannya
kepada non-muslim. Walaupun kelas sosial sind sebagai kelas dzimmi, ibn Qasim
memberikan perlakuan sama terhadap mereka dengan tidak membedakan antara arab
dan non-arab.
Selain itu
ibn Qasim juga menjadi sebab semakin banyaknya orang arab yang menetap di India
untuk melakukan perdagangan dengan orang-orang pribumi. Pusat perdagangan yang
terkenal antara lain, daibul, pantai malabar, pantai karamandel termasuk
ceylon, madura, saptagram, chittagong, samandar, dan akyab (sekarang di birma).
Kuil-kuil yang pernah hancur dan
rusak dibangun kembali dengan biaya pemerintah, renovasi ini atas pertimbangan
kedisiplinan penduduk dalam membayar pajak kepada negara, menjadi kewajiban
negara untuk melindungi penduduk sind.
Di samping itu, ia juga menerapkan
keadilan diseluruh tingkat masyarakat, masyarakat bisa bertemu langsung dengan
ibn Qasim tanpa ada perantara. dalam bidang militer, penyeleksian masuk dinas
militer sebelumnya didasarkan pada kasta-kasta, pola ini tidak diberlakukan
lagi oleh ibn Qasim, siapa saja yang mampu diperkenankan untuk masuk dinas
militer.
Pengaruh Islam lainnya yang cukup
besar adalah mulai dilarangnnya sati daho sampai akhirnya dilarang
secara resmi, dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak buku India yang
diterjemahkan ke dalam bahasa arab pada abad 8 M. Pada saat itu banyak ilmuan
arab dikirim ke India untuk mempelajari ilmu-ilmu yang ada di India. Seperti ahli
astronomi arab, abu manshar, belajar di beneras, pusat kebudayaan hindu. Selama
sepuluh tahun abu yazid al-bustami pernah tinggal di sind dan berguru kepada
penduduk pribumi dan masih banyak lagi yang lain.
Al-Biruni
mencatat pula tentang sistem keadilan hindu pada zaman dulu sangat longgar.
Para Brahmana tidak dihukum atas
kesalahannya. Ia juga menjelaskan tentang administrasi pemerintahan dimana
pajak sangat rendah. Hasil bumi dicatat sebagai pajak bagi pemerintah.
Disamping itu sistem kasta juga menjadi jurang pemisah antara suku, kasta, dan
warna kulit. Yang pada akhirnya semua itu dapat diselesaikan dengan masuknya
invasi Islam ke India.
Bangunan-bangunan
yang didirikan-pun bercorak campuran antara gaya Syiria, Bizantium, Mesir dan
Iran dengan detilnya hindu, jaina atau budha. Kontak antara Islam dan hindu
menghasilkan evolusi gaya yang kadang-kadang disebut indo-muslim.
IV.
KESIMPULAN
Sesungguhnya
dalam abad pertama hijriah agama Islam sudah masuk ke tanah India pada tahun
637 M yaitu pada masa pemeritahan
khalifah Umar bin Khatab, armada Islam yang pertama telah bertolak dari Oman
dan Bahrain, menuju pantai barat tanah India. Dalam tahun 664 M raja dari Kabul
telah mengakui ketundukannya kepada kerajaan Islam. Pada tahun 712 M/93 H
khalifah Walid bin Abdul Malik (Dinasti Umayyah) telah mengirim Emir Muhammad
ibn Qasim untuk menaklukkan tanah India.
Sejarah masuknya Islam di India
dapat di bagi menjadi empat periode, yaitu awal masuknya Islam sejak zamannya
nabi SAW sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa kesultanan Delhi 1206-1526M, dan
Islam pada masa dinasti Mughol 1526-1857 M dan penjajahan serta pergolakan
Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya Bangladesh.
Masuknya
agama Islam di India tidaklah serta merta begitu saja, akan tetapi penuh dengan
perjuangan. Agama Islam dapat dengan segera mengembangkan sayapnya sampai ke
tanah India, disebabkan antara lain karena antara orang Arab dan orang Hindu
berabad-abad sebelum agama Islam itu lahir, sudah ada juga hubungan yang baik
antara kedua bangsa itu, terutama dalam lapangan perdagangan.
Mempelajari sejarah dakwah para
pejuang Islam di India dapat memberikan pengetahuan baru, sehingga kita dapat
mengambil pelajaran dari metode-metode yang masih relevan dengan kondisi saat
ini untuk diterapkan di masa sekarang ataupun di masa mendatang.
Diantara beberapa pelajaran yang
bisa diambil adalah:
-
Sikap toleran dalam dakwah
-
Memanfaatkan kondisi lingkungan dan
masyarakat sebagai media dakwah
-
Memaksimalkan media yang ada
-
Akan lebih berhasil jika dakwah ditunjang dengan perilaku pelaku dakwah
(Bil-Hal)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Al-Usairi, Sejarah Islam (Sejak Zaman Nabi
Adam hingga abad XX), Jakarta: Akbar, 2003.
C. Israr, Sejarah Kesenian Islam (Jilid 2), Jakarta:
Bulan Bintang, 1978
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam
II, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
IRA. M. Lapidus, Sejarah social umat Islam (bag. I
& 2), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007.
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik
(Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam), Jakarta: Kencana,
2003.
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,
Jakarta: Amzah, 2009.
Soebardi & Haesojo, Pengantar Sejarah dan
Ajaran Islam, Binacipta, 1983.
Thomas
W. Arnold, Sejarah Dakwah Islam, Jakarta:
Widjaya Jakarta, 1981.
[1]
Ahmad Al Ussairi, Sejarah Islam
(sejak zaman Nabi Adam hingga abad XX), (Jakarta: Akbar, 2003), Cet. I, Hal.
7
[2]
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan
Kebudayaan Islam II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. I, Hal. 56
[4]
M. Abdul
Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007), Cet. I, Hal. 255